Aku seorang lelaki pemimpi,
Hanya seorang pemimpi.
Yang terlalu banyak bermimpi, mengharap keajaiban-keajaiban untuk negeri.
Aku hanya seorang pemimpi,
Yang hanya bisa berharap, seandainya, seandainya, dan seandainya…
Berharap anak-anak yatim tak ada yang tidur kelaparan di malam dingin ini
Tak ada pengemis di lampu merah lagi, yang ia pikirkan untuk esok hanya sesuap nasi
Dan para penguasa negeri selalu ingat mati, dan memilih mati daripada korupsi.
Ah, aku memang hanya sekedar seorang pemimpi.
Tak banyak yang aku bisa lakukan.
Aku hanya sekedar bermimpi, berdoa agar negeri ini segera diberkahi.
Wanita-wanita tak perlu lagi menjual diri hanya untuk menghidupi diri
Para petani hidup selayaknya, tidak lagi ditipudaya
Bahkan cerita pembegalan di daerah menjadi hanyalah sekedar legenda.
Aku akui, aku hanya seorang pemimpi.
Yang hanya bisa bermunajat di setiap doa, agar bangsa ini diampuni dari kutukan-kutukan lumpur dosa
Dan segera bangkit, serta tidak ada lagi penguasa saling melempar nista.
Memang, aku akui aku hanya bisa bermimpi.
Tetapi paling tidak aku berusaha tidak berlaku zalim kepada para nestapa
Aku pun mencoba untuk memberi apapun manfaat bagi sesama selagi aku bisa
Dan yang pasti, aku tidak ingin hanya banyak berkata, beretorika dengan gagahnya
Tetapi tak tahu apa yang diderita saudaranya.
Inilah aku, sang lelaki pemimpi.
Bagaimana dengan dirimu, saudaraku?
Bandar Lampung, 4 Juli 2011
01:36 AM

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jazakumullah sudah mau meninggalkan komentar ^_^