Label

Rabu, 14 Desember 2011

Candu Lawak



Jika kita perhatikan, tren tayangan televisi saat ini, maka kita akan mendapatkan fakta bahwa komedi atau lawak merupakan tontonan favorit pemirsa di tanah air.

Bagaimana tidak, semakin hari beragam program televisi terkait hiburan yang dapat membuat penonton tertawa, bermunculan dan kian tumbuh subur. Mulai yang dari benar-benar komedi, lawakan wayang orang, hingga acara yang selalu membuat para pemirsa ingin ikut tertawa bersama dengan presenternya. Sebut saja di awal-awal ada program Extravaganza, Empat Mata yang kemudian berganti Bukan Empat Mata karena terkena kasus amoral oleh KPI, Akhirnya Datang Juga, Tawa Sutera, Sketsa, Overa Van Java, dan yang cukup baru adalah Stand Up Comedy, dan Comedy Project.

Setelah saya perhatikan jadwal acara televisi kita pada saat prime time (17.00-22.00 WIB), ternyata stasiun televisi kita terbagi menjadi tiga haluan: news, sinetron, dan komedi atau hiburan. Namun dari ketiga genre ini, saya dapat pastikan mayoritas pemirsa kita berada pada posisi acara-acara yang kedua (sinetron) dan paling banyak pada yang ketiga, komedi. Genre news dapat dipastikan tidak akan banyak orang yang suka berlama-lama memantenginya, karena orang cenderung akan bosan dengan dicekoki berita buruk yang sama, yang ada disekelilingnya.

Yang akan saya bahas disini adalah genre program acara televisi yang ketiga, yakni komedi. Memang, belakangan ini program televisi yang membuat pemirsa tertawa sangat digandrungi hampir merata di setiap kalangan masyarakat. Coba saja jika tidak percaya, ketika bertemu teman di kantin kampus, atau di kelas. Ajak ia ngobrol tentang acara komedi tadi malam, bagaimana ceritanya. Pasti ia akan nyambung, dan bersemangat. Namun jangan coba-coba untuk mengajak diskusi sembarangan teman tentang acara lawyers club semalam, tidak semua teman anda akan mengerti apa yang anda kata.

Fakta seperti ini bukan tidak berdasar. Menurut saya, kenyataan bahwa masyarakat kita lebih cenderung menggemari acara-acara televisi yang menghibur dan membuat tertawa adalah karena penatnya permasalahan yang sudah dialaminya seharian. Sehingga, setelah jenuh dengan permasalahan hidup seharian penuh di siang hari, baik itu perasaan jengkel atas kemacetan yang dialami, sulitnya mencari nafkah hidup untuk anak-istri, atau bahkan sekedar pusingnya kuliah dan ribetnya tugas-tugas kuliah siang tadi.

Tidak salah memang, kenyataan seperti ini. Namun ada yang berbahaya dalam jangka panjang bagi bangsa kita. Masyarakat kita akan menjadi terlena dan terlupa dengan permasalahan yang ada. Setiap malam kita hanya akan senantiasa tertawa terbahak-bahak, seolah-olah menertawakan permasalahan hidup kita yang tak kunjung jua membaik. Kenyataan bahwa acara televisi yang intelektual tak laris, akan membuat kita menemukan fakta lain bahwa masyarakat kita akan terlena dengan tertawanya, dan tidak tahu persis apa yang sesungguhnya terjadi dengan kondisi bangsanya. Karena kurang melek terhadap diskusi intelek.


Adab Tertawa
Adapun mengenai tertawa ini hukumnya dalam Islam memang boleh. Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, “Sesungguhnya tertawa itu termasuk tabiat manusia. Binatang tidak dapat tertawa, karena tertawa itu datang setelah memahami dan mengetahui ucapan yang didengar atau sikap dari gerakan yang dilihat, sehingga ia tertawa karenanya.” Sesuai pendapat diatas, maka hukum tertawa adalah boleh.

Dan secara Psikologis dan kesehatan pun, tertawa itu sebenarnya baik. Fakta dari para ahli menyebutkan bahwa tertawa itu:
  • Meningkatkan semangat dan kesehatan (Dr Joseph Mercola dan Rachel Droege).
  • Mengurangi dua hormon dalam tubuh yaitu eniferin dan kortisol, yang bisa menghalangi proses penyembuhan penyakit (Dr. Lee Berk – Menuai Kesehatan dan Hikmah dari Tertawa).
  • Mengurangi rasa nyeri atau sakit (dr. Rosmary Cogan - Menuai Kesehatan dan Hikmah dari Tertawa).
  • Obat awet muda (Prof. Dr. Lucille Namehow – Menangis dan Tertawa Sama Sehatnya).
  • Mengurangi stress (Gaya Hidup - Tertawalah Selagi Bisa).
  • Meningkatkan kekebalan (dr. W.M. Roan - Gaya Hidup - Tertawalah Selagi Bisa).
  • Menurunkan tekanan darah tinggi (Gaya Hidup - Tertawalah Selagi Bisa).
  • Mencegah penyakit (dr. William Frey - Gaya Hidup - Tertawalah Selagi Bisa).
·          
Namun di balik itu semua, tertawa itu sesungguhnya akan mematikan hati kita. Seperti termaktub dalam hadits: “Berhati-hatilah dengan tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” (Hadits shahih, Shahiibul Jaami’ (no.7435). Untuk itulah kita dianjurkan untuk tidak memperbanyak tertawa.

Dan tertawa itu dalam Islam ada batasan dan adab-adabnya:
  1. Jaafar bin Auf dari Mas’ud dari Auf bin Abdullah berkata: “Biasa Nabi Muhammad SAW tidak tertawa melainkan senyum simpul dan tidak menoleh kecuali dengan wajahnya. (Yakni tidak suka melirik).” Hadis ini menunjukkan bahwa senyum itu sunnah dan tertawa terbahak-bahak itu makruh. Maka seharusnya orang yang sehat akal jangan tertawa terbahak-bahak sebab banyak yang tertawa di dunia akan banyak menangis di akhirat. Allah SWT berfirman: “Hendaklah kamu sedikit ketawa dan banyak menangis setelah menerima pembalasan dari amal perbuatan mereka.” (QS.At-Taubah:82)
  2.   Tidak berlebih-lebihan dalam tertawa dan terbahak-bahak dengan suara yang keras. Dalam sebuah hadits: ”Aku tidak pernah melihat Rasulullah berlebih-lebihan ketika tertawa hingga terlihat langit-langit mulut beliau, sesungguhnya (tawa beliau) hanyalah senyum semata.” (HR. Al-Bukhari kitab al-Aadab bab at-Tabassum wadh Dhahik (no. 6092), al-Fat-h (X/617)

Wallahu a’lam…



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah sudah mau meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...