Label

Senin, 26 Maret 2012

Mukerda KAMMI Lampung: Saatnya Menjadi Bangsa Mandiri


Walikota BDL Herman HN
bersama Ketua KAMMI Lampung Hadi Prayitno
Kalau pemuda dekat dan kuat dengan agamanya, maka mereka tidak akan terpengaruh oleh hal-hal yang negatif seperti narkoba dan sebagainya. Dengan pemuda yang kuat tersebut, maka mereka bersama pemerintah dapat membangun bangsa yang kuat dan mandiri. Itulah yang disampaikan oleh walikota Bandar lampung Herman HN saat membuka Studium General Mukerda (Musyawarah Kerja Daerah) KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) daerah Lampung. “Marilah membangun bersama saya. Saya sangat setuju dengan adik-adik mahasiswa. Saya ingin adik-adik ini belajar untuk dekat dengan masyarakat. Saya ingin bersama pemuda membangun masyarakat” ujar Herman menjelaskan harapannya terhadap mahasiswa.

Acara Mukerda KAMMI daerah Lampung  ini digelar sabtu (24/03/2012) di aula Perpustakaan Universitas Lampung. Selain pengurus KAMMI Daerah Lampung, hadir pula puluhan kader KAMMI dari 5 komisariat yang ada di Lampung: Komisariat Unila, Komisariat ZAPA (UBL, Teknokrat, Malahayati, Umitra), Komisariat IAIN Raden Intan, Komisariat STAIN Metro, dan Komisariat Mahabit (UM Metro). Dalam Stadium General ini hadir sebagai pemateri Dekan Fakultas Pertanian Unila Wan Abbas Zakaria, Dosen Fakultas Ekonomi Unila Asrian Hendicaya, Kepala Dinas Pendidikan Way Kanan Gino Vanoli, dan Mantan Ketua AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Juwendra Asdiansyah.


Terkait kemandirian bangsa, Wan Abbas Zakaria mensyaratkan 4 faktor penentu kemandirian dan kejayaan bangsa, yakni SDM, SDA, Jaringan dan Teamwork, serta penerapan segera dari ilmu pengetahuan. Jika ilmu pengetahuan hanya sebatas dijadikan sebagai gelar dari sebuah penelitian dan disimpan dalam lemari, maka ia tidak akan bermanfaat. Gino Vanoli mengungkapkan bahwa bangsa yang mandiri adalah bangsa yang mampu membangun bangsanya dan memecahkan persoalan-persoalannya sendiri. “Contohnya seperti Negara India, yang mana dapat kita lihat disana hampir tidak ada dan sulit menjumpai mobil dengan merek selain Bajaj. Hal itu karena India mau untuk mandiri, sehingga mereka percaya sepenuhnya dengan produk dalam negerinya sendiri.” Ujar Gino.

Selain India, yang patut kita contoh adalah Jepang. “orang Jepang memiliki semangat kerja yang sangat kuat. Jam kerja mereka tinggi, rata-rata 10 jam perhari. Sangat jauh dengan kita yang hanya rata-rata 5 jam per hari, itupun dipotong dengan sambil merokok dan sebagainya” ujar Juwendra terkait kemandirian bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah sudah mau meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...