Label

Sabtu, 02 Juni 2012

Wanita di Balik Panggung Sejarah (Part 1)

Inggit Garnasih: Peran Besar yang Tersisih

image source:
officialfilmindonesia.blogspot.com
Dibalik seorang pahlawan, selalu ada sesosok wanita tangguh. Ungkapan ini sudah sering kita dengar. Tapi sepertinya saya baru memahami kalimat ini ketika saya mengikuti sebuah agenda silaturahim ke sejarawan nasional Anhar Gonggong, beberapa bulan lalu. Dalam diskusi ringan di kediaman sejarawan kontroversial ini, beliau mengungkapkan betapa besarnya jasa seorang Ibu Inggit Garnasih di balik kesuksesan Bung Karno.

Ketika Soekarno menikah dengan Inggit, ia saat itu masih berstatus mahasiswa. Sedangkan Inggit saat itu telah menyandang status janda.  Usia mereka terpaut cukup jauh, Inggit lebih tua 12 tahun. Inggit melakukan banyak hal untuk mendukung aktivitas Soekarno, saat Soekarno sibuk berkutat dengan dunia pergerakan kampusnya di Bandung. Bahkan dalam sebuah ungkapannya, Anhar Gonggong mengistilahkan bahwa Soekarno tersebut sekolah dan penghidupannya saat itu dibiayai oleh Inggit.


Nyata benar peran Inggit dalam menyokong karir politik bapak Proklamator tersebut. Soekarno berusia sekitar 24 tahun pada saat ia menikahi Inggit. Pada rentang usia duapuluhan tersebutlah Soekarno membangun dan besar dalam peran perpolitikannya. Dalam rentang usia tersebut pula Inggit terus mensupport sang Soekarno muda. Dan bahkan Inggit pulalah yang memotivasi Soekarno ketika dipenjara di Banceuy, dan ketika diasingkan ke Flores serta Bengkulu.

Inggit menemani kehidupan Soekarno selama sekitar 19 tahun, atau tepatnya ketika Soekarno berusia 40an, ketika ia mulai menjalani kehidupan sebagai seorang presiden. Soekarno justru meninggalkan Inggit ketika sudah dapat merasakan hidup nyaman di dalam istana. Ia membiarkan Inggit menjalani hidup yang sepi memandangi kehidupan Soekarno dari luar istana, dengan sebuah alasan klasik: menginginkan keturunan.

Sebuah ironi sejarah memang. Bahkan Majalah Tempo menyebut Soekarno sebagai sebuah Paradoks Revolusi Indonesia dalam sebuah biografi. Maka tepat pula jika Ramadhan KH mengangkat cerita mereka berdua dalam sebuah roman sejarah berjudul Kuantar ke Gerbang.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah sudah mau meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...