PADAM listrik mungkin sudah menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat Lampung karena hal ini sudah sering terjadi. Karena seringnya pemadaman listrik yang dilakukan sepihak oleh PLN ini, masyarakat seolah-olah merasa tak berdaya, hanya dapat menerima kenyataan apa adanya, tanpa bisa berbuat dan menuntut lebih banyak.
Padahal seharusnya, dengan membayar tagihan listrik setiap bulannya oleh para pelanggan PLN ini, masyarakat mendapatkan pelayanan yang maksimal. Dalam hal ini jelas-jelas rakyat sudah dizalimi, ditindas, bahkan dijajah oleh pemerintahnya sendiri dengan gaya modern.
Alasan-alasan yang keluar sepanjang tahunnya terkait pemadaman listrik ini, sebenarnya sudah basi, yang itu-itu saja. Mulai dari keringnya air bendungan sebagai pembangkit tenaga listriknya, hingga alasan tidak berfungsnya beberapa generator karena rusak. Seharusnya ini menjadi evaluasi pemerintah yang sudah kelar, tidak berlarut-larut dari rezim Orde Baru sampai usangnya masa reformasi.
Berbagai macam kritikan telah dilontarkan segenap lapisan masyarakat, dengan berbagai media baik melalui surat pembaca, tulisan-tulisan, dan sebagainya. Tetapi mengapa pemerintah seakan-akan tuli mengenai perkara sepele yang menyusahkan rakyat ini, parahnya fenomena ini berkepanjangan tak berkesudahan dari dulu hingga kini.
Masyarakat sudah bosan dengan impitan masalah hidup yang menimpa mereka, seharusnya pemerintah memberikan solusi yang cerdas dan solutif. Jika memang pemerintah benar-benar mememerintah untuk rakyat, maka sudah seharusnya melayani dan meberikan kehidupan yang layak bagi masyarakatnya. Urusan-urusan proyek yang tidak memberikan manfaat bagi rakyat dan hanya menghabiskan uang anggaran pemerintah, sudah seharusnya disadari untuk dihapuskan, dan para anggota Dewan yang telah terpilih baru-baru ini agar lebih mengingat bahwa mereka pun rakyat juga yang bertugas mewakili rakyat banyak di parlemen.
Dengan momentum menyambut hari kemenangan umat Islam ini, Idulfitri 1430 H, dan telah berjalannya 100 hari kepemimpinan Gubernur Lampung terpilih Sjachroedin Z.P., serta berlalunya pelantikan para anggota Dewan baik provinsi maupun kota, maka marilah kita sama-sama membangun Lampung yang baru, lebih baik.
Sudah selayaknya Lampung lebih maju menyejahterakan masyarakatnya, bersaing dengan provinsi-provinsi lain dan membersihkan dirinya dari korupsi. Jika tidak sekarang, kapan lagi, jika tidak kita bersama yang membangun, lantas siapa lagi? Majulah Lampungku!
Mubaroq Dinata
Staf Ahli Kementerian Aksi-Propaganda Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung
SURAT PEMBACA Lampung Post, Jum'at, 18 September 2009
Padahal seharusnya, dengan membayar tagihan listrik setiap bulannya oleh para pelanggan PLN ini, masyarakat mendapatkan pelayanan yang maksimal. Dalam hal ini jelas-jelas rakyat sudah dizalimi, ditindas, bahkan dijajah oleh pemerintahnya sendiri dengan gaya modern.
Alasan-alasan yang keluar sepanjang tahunnya terkait pemadaman listrik ini, sebenarnya sudah basi, yang itu-itu saja. Mulai dari keringnya air bendungan sebagai pembangkit tenaga listriknya, hingga alasan tidak berfungsnya beberapa generator karena rusak. Seharusnya ini menjadi evaluasi pemerintah yang sudah kelar, tidak berlarut-larut dari rezim Orde Baru sampai usangnya masa reformasi.
Berbagai macam kritikan telah dilontarkan segenap lapisan masyarakat, dengan berbagai media baik melalui surat pembaca, tulisan-tulisan, dan sebagainya. Tetapi mengapa pemerintah seakan-akan tuli mengenai perkara sepele yang menyusahkan rakyat ini, parahnya fenomena ini berkepanjangan tak berkesudahan dari dulu hingga kini.
Masyarakat sudah bosan dengan impitan masalah hidup yang menimpa mereka, seharusnya pemerintah memberikan solusi yang cerdas dan solutif. Jika memang pemerintah benar-benar mememerintah untuk rakyat, maka sudah seharusnya melayani dan meberikan kehidupan yang layak bagi masyarakatnya. Urusan-urusan proyek yang tidak memberikan manfaat bagi rakyat dan hanya menghabiskan uang anggaran pemerintah, sudah seharusnya disadari untuk dihapuskan, dan para anggota Dewan yang telah terpilih baru-baru ini agar lebih mengingat bahwa mereka pun rakyat juga yang bertugas mewakili rakyat banyak di parlemen.
Dengan momentum menyambut hari kemenangan umat Islam ini, Idulfitri 1430 H, dan telah berjalannya 100 hari kepemimpinan Gubernur Lampung terpilih Sjachroedin Z.P., serta berlalunya pelantikan para anggota Dewan baik provinsi maupun kota, maka marilah kita sama-sama membangun Lampung yang baru, lebih baik.
Sudah selayaknya Lampung lebih maju menyejahterakan masyarakatnya, bersaing dengan provinsi-provinsi lain dan membersihkan dirinya dari korupsi. Jika tidak sekarang, kapan lagi, jika tidak kita bersama yang membangun, lantas siapa lagi? Majulah Lampungku!
Mubaroq Dinata
Staf Ahli Kementerian Aksi-Propaganda Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung
SURAT PEMBACA Lampung Post, Jum'at, 18 September 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jazakumullah sudah mau meninggalkan komentar ^_^